3 menit
Simple Storage Service (S3)
Apa itu “S3”?
Jika Anda mengikuti perkembangan teknologi, terutama teknologi “cloud”, kemungkinan besar Anda sering mendengar penyimpanan "S3".
“S3” sebenarnya adalah sebuah produk dari “Amazon Web Service (AWS)” sebagai bagian dari produk-produk “Infrastructure as a Service (IaaS)”. Produk ini menawarkan penyimpanan object (object-storage) yang mudah diterapkan dalam pemrogramam, dengan biaya yang sangat ekonomis. Object dalam konteks ini seringkali disamakan sebagai “file”, walau secara definisi tidak sama. Resminya, “AWS S3” merupakan singkatan dari “Amazon Web Service Simple Storage Service”.
Pada awal diluncurkan, banyak orang menyebutnya sebagai “Dropbox” untuk para programer. Banyak programer membangun aplikasi dengan menggunakan “AWS S3” sebagai media penyimpanan, karena selain mudah digunakan dalam aplikasi, juga menawarkan penyimpanan dengan harga yang sangat ekonomis jika dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain.
“S3” memungkinkan outsourcing media penyimpanan ke cloud yang dikelola oleh AWS. Kapasitas dan skalabilitas yang tidak terbatas dan tentu dengan biaya yang sangat ekonomis membuat “AWS S3” sangat digemari dan populer.
Kepopuleran “AWS S3” membuat banyak pihak lain berusaha menyediakan layanan “object-storage” yang serupa. Karena “AWS S3” sudah sangat populer, para pihak tersebut memilih membuat layanan mereka kompatibel secara “API” dengan “AWS S3”. Para penyedia layanan cloud termasuk “Google Cloud Platform (GCP)” dan bisa dikatakan hampir semua penyedia cloud lainnya menyediakan layanan object-storage yang kompatibel dengan API dari “AWS S3”.
Berikut adalah beberapa layanan “object-storage” dari penyedia layanan lain yang kompatibel dengan “AWS S3 API”:
- Google Cloud Storage (GCS) dari Google Cloud Platform (GCP)
- Spaces dari DigitalOcean
- Object Storage Service dari Alibaba Cloud
- Object Storage dari Oracle Cloud Infrastucture (OCI)
- R2 dari Cloudflare
- Object Storage dari OVH.
- B2 dari Backblaze
- Cloud Object Storage dari Wasabi
Apakah “S3” hanya bisa digunakan dengan menggunakan layanan dari penyedia layanan cloud?
Tentu saja, Anda dapat membangun platform “object-storage” yang kompatibel dengan “AWS S3” sendiri secara “self-hosted”. Berikut beberapa platform yang popular digunakan:
- MinIO, sempat sangat popular dan menjadi standar de-facto dalam membangun platform “object-storage”. Menawarkan API yang 100% kompatibel dengn “AWS S3”. Akan tetapi, beberapa waktu lalu, membuat beberapa keputusan yang mengecewakan komunitas (mungkin akan Kami buat artikel tersendiri untuk membahas hal ini).
- Ceph, perangkat lunak opensource untuk penyimpanan terdistribusi. Ceph menyediakan antarmuka penyimpanan baik berupa “block-storage”, “file-storage”, maupun “object-storage (kompatibel dengan S3)”.
- Garage, beberapa orang sering menyebutnya juga sebagai “GarageHQ”. Disukai banyak orang karena sederhana dan mudah di-deploy. Penambahan node sangat mudah.
- SeaweedFS, sistem penyimpanan terdistribusi untuk blobs, object, maupun file. Salah satu platform favorit Kami dalam men-deploy infrastruktur S3. Blog ini di-deploy di penyimpanan S3 Kami yang menggunakan SeaweedFS.
- RustFS, “object-storage” yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Rust.
Akan tetapi ada catatan dari Kami, layanan S3 dari penyedia cloud sangat menarik karena menyediakan layanan ekonomis dengan kapasitas yang tidak terbatas. Untuk membangun sendiri infrastruktur “object-storage”, patut dipertimbangkan investasi perangkat keras yang dibutuhkan. Apakah biaya investasi yang dikeluarkan layak jika dibandingkan dengan menggunakan layanan dari penyedia cloud yang menghitung biaya dengan metoda “pay-as-you-go”.
DISCLAIMER: beberapa link dalam artikel ini merupakan afiliasi dari Kami